Atlantis yang dicari

 

Ku tapakkan kaki ku di seberang segara

Entah apa yang kucari sehingga menuntunku kemari

Tampak terlihat pengawal membawa singsana untuk apa?

silahkan tuan………

senyum kedamaian menghiasi wajahnya yang lusuh

tiada ragu kaki berpadu rasa ingin tahu

singgasana menemani hati yang menulusuri

tuan selamat menikmati………..

ku tak tahu tanah apa ini??

Tiada asing bagi yang terasing.

Kulihat rumah dengan mengalir sungai-sungai, petiklah buah sesuka hatimu.

Tanah apakah ini? Terlintas dongeng tanah surgawi

Kurasa bukan, jelas terlihat masih ada yang mati

 

Desember 2012

Hak asasi manusia

 

Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain. Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.

Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:

ü  Pembukaan undang – undang dasar 1945 alinea pertama

“ …bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa…”

ü  Pembukaan undang – undang dasar alinea keempat

“ kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan  umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadialan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu undang – undang dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.

ü  Undang – Undang Dasar 1945

Pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945

ü  Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

ü  Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

Ø Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.

Ø Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

Ø Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.

Ø Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).

Ø Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.

Ø Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

 

  1. A.           Hak Asasi Manusia Di Persekolahan

 

Kehidupan manusia yang bersinggungan dengan dunia pendidikan yang sebagian besar dilakukan di sekolahan menyebabkan munculnya masalah Hak Asasi Manusia di persekolahan, baik yang dimiliki oleh pengajar maupun peserta didik. Hal yang pernah terjadi dalam masalah pelanggaran HAM di persekolahan diantaranya dapat kita lihat dalam posting seorang ibu yang curhat pada media internet berikut, ibu itu bernama ibu Ninghapsari yang memasang curhatnya di ninghapsari. Multiplay. Com

, isi curhatnya yaitu:

 

Pelanggaran HAM di Sekolah!!!!

Diposting oleh Sari pada Jan 17, ’07 7:50 PM untuk semuanya

 

Anakku mengeluh kemarin, tanpa ba bi bu rambutnya di GUNTING oleh seorang guru!
Duhhhhhhhhh!!!!
Tersinggung aku kali ini!
Apa tidak ada peringatan?
‘Gak bu’, katanya,’biasanya kalau di tegur aku langsung potong rambut’.
Ini sudah kali kedua anakku di GUNTING rambutnya tanpa peringatan, aku gak terima!!!
Anakku bukan domba yang boleh di cukur sembarangan!
Dan pula, guru kok mengajarkan kesemena-menaan? Itu kan berarti memberikan contoh, bahwa kalau kamu penguasa, kamu boleh bertindak semaumu!!!!

Hal seperti ini kadang terlewatkan oleh kita orang tua, karena dalil disiplin, kita bilang IT IS OK, padahal ini pelanggaran HAM!
Anak-anak kita bukan domba!!!!

 

Tag: curhat

 

Dari curhatan Ninghapsari ternyata masih ada lagi pelanggaran Hak Asasi manusia yang dilakukan dipersekolahan, salah satunya dari sahabat Ninghapsari yang komentar pada curhatan Ninghapsari, isinya yaitu :

 

sangtimur menulis on Feb 1, ’07

 

Kakak cewekku dulu malah roknya di gunting;-(. Yang tukang jahit salah ukur, jadinya rok kakakku rad ketat gitu.
Besoknya, kakak cewekku langsung jilbab ama baju kurung. Guru yang gunting rok kakakku masih ketemu ama aku pas SMA, itu guru norak abis. Udah lansia tapi masih nge-jreng. Pake lipstik millenium;P

 

Bila kita lihat dari curhatan ibu Ninghapsari dengan sahabatnya itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan berdalih peraturan sekolah seorang guru telah melakukan tindakan kesewenang-wengan, padahal bila ingin menegakkan peraturan sekolah dapat dilakukan dengan mengingatkan dahulu, namun apabila tidak ditaati maka dapat dilakukan dengan ketegasan, ketegasan itu juga jangan terlalu berlebihan.

Selain hal tersebut telah banyak kita temui jenis-jenis pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di lingkungan persekolahan misalnya

a)        Pencabulan terhadap peserta didik yang dilakukan oleh gurunya.

b)        Penggelapan uang iuran sekolah yang dilakukan oleh pengurus sekolah.

c)        Perlakuan yang tidak manusiawi terhadap murid baru yang sedang dalam masa orientasi siswa.

d)       Adanya pungutan-pungutan iuran sekolah yang tidak jelas dan tidak transparan.

e)        Adanya nilai belajar yang dipolitisi oleh pihak tertentu dan untuk tujuan tertentu.

Dari beberapa hal diatas merupakan sedikit dari banyak masalah Hak Asasi Manusia di lingkungan persekolahan. Maka dari itu perlu adanya penanganan yang lebih maksimal terhadap masalah Hak Asasi Manusia yang benar-benar komplek.

 

  1. B.            Penanganan Hak Asasi Manusia

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia, disamping dibentuk aturan-aturan hukum, juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan atau penanganan hak asasi manusia antara lain :

 

KOMNAS HAM = >

  •  mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM.
  • Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna perkembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

 

PENGADILAN HAM

  • Bertugas dan berwewenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat , juga berhak memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat diluar batas tetorial wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia .

 

PENGADILAN HAM Ad Hoc

  • Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia.

 

KOMISI KEBENARAN dan REKONSILIASI

  • Memberikan alternatif bahwa penyelesaian pelanggaran HAM yang berat dapat dilakukan diluar pengadilan HAM yaitu melalui Komisi Kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang.

 

Adapun lembaga-lembaga yang mengonsetrasikan kegiatannya dalam upaya penegakan dan penanganan HAM misalnya dengan menuntut pihak-pihak yang telah melanggar HAM, melindungi korban HAM , menuntut pihak-pihak yang telah melanggar HAM, melindungi korban dsb.

 

Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM)

  1. KONTRAS ( komisi untuk orang hilang dan tindak kekrerasan )
  2.  YLBHI ( yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia )
  3.  Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat ( ELSAM ) dan
  4.  Human Rights Watch ( HRW )

 

  1. C.           Kerjasama Hak Asasi Manusia Dengan Internasional

Tanggung jawab dan menghormati atas berbagai konvensi internasional tentang HAM diwujudkan dengan keikutsertaan Indonesia untuk meratifikasi berbagai instrumen internasional. Beberapa macam konvensi internasional tentang Hak Asasi Manusia yang sudah diratifikasi Indonesia adalah sebagai berikut :

  1. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949
  2. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan ( convention on the Political Rights of women
  3. Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (  convention on the elimination of discrimination againts women )
  4. Konvensi Hak Anak ( convention on the rights og the child
  5.  Konvensi pelarangan , pengembangan , produksi dan penyimpangan senjata  biologis dan beracun serta pemusnahannya( convention prohibition of the development , production , and stockpiling of bacteriologi ( biological ) and toxic weapons and on their destruction .
  6. konvensi internasional terhadap antiapartheid dalam olahraga ( international convention against apartheid in sports )  ( diratifikasi dengan undang undang nomor 48 tahun 1993 )
  7. konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia ( torture convention ) ( diratifikasi dengan undang undang nomor 5 tahun 1998)
  8. konvensi oranisasi buruh internasional nomor 87 tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan Hak untuk berorganisasi- ILO Convention no 87 concerning freedom of association and protection on the rights to organize ( diratifikasi dengan undang undang nomor 83 tahun 1998 )
  9. konvensi internasional tentang penghapusan semua bentuk diskriminasi rasial (convention on the elimination of raciol discrimintion ) (diratifikasi dengan undang-undang nomor 29 tahun 1999)
  10. kovenan internasional tentang hak hak ekonomi, sosial, dan budaya (international covenant on economic, social, and cultural rights) (diratifikasi dengan undang undang no 11 tahun 2005)
  11. kovenan internasional tentang hak hak sipil dan politik ( international covenant on civil and political rights) (diratifikasi dengan undang undang nomor 12 tahun 2005).

Berbicara di depan umum

Terbayang tidak, betapa tertekannya kita ketika merasakan sesuatu tetapi kita tidak bisa mengungkapkannya? Atau kita punya pendapat, tetapi kita tidak berani bersuara.

Bagaimana cara mengatasi ketakutan bicara di depan umum? Kenapa kita harus berani berbicara?Kanpintar berbicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang aktif di organisasi. Kitakanhanya orang biasa saja dan tidak berminat ikut organisasi. Apalagi punya cita-cita jadi pembicara atau penyiar radio?

Mungkin banyak dari kita yang berpikiran begitu. Kita membayangkan bahwa terampil bicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang beraktivitas di dunia yang kita anggap harus ”tampil” ke depan. Asal tahu saja, semua yang kita lakukan adalah komunikasi. Tidak percaya?

Ketika merasa lapar lalu kita memegang perut, kita sedang mengomunikasikan bahwa kita lapar. Atau ketika seorang teman ke kantor pakai mobil mewah, ia sedang mengomunikasikan bahwa dia kaya. Jadi, setiap detik kita melakukan komunikasi dan apa pun yang kita lakukan adalah komunikasi. Tidak peduli terjadi dalam tingkat sadar atau tidak sadar, sengaja atau tak sengaja.

Secara sederhana komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara pengirim dan penerima pesan. Kita dapat melakukan komunikasi lewat suara (komunikasi verbal) dan lewat simbol atau bahasa tubuh, misalnya ekspresi wajah atau gerakan tubuh (komunikasi nonverbal).

Suara kita adalah penting dan itu merupakan kekuatan. Buktinya, hak menyatakan pendapat (bersuara) dan menyampaikan aspirasi dijamin dan dilindungi negara. Dengan bicara, kita bisa memberi tahu kepada orang lain apa yang kita inginkan, pikirkan, dan rasakan. Kita dapat meminta orang lain untuk menghentikan kekerasan, meminta menghormati hak-hak kita sebagai manusia, menyuarakan perdamaian, memotivasi teman, memengaruhi pembuatan keputusan, dan banyak lagi. Kita dapat melakukan perubahan.

Atasi ketakutan, fokuskan pada keuntungan positif.

Salah satu hal yang bikin kita tidak berani mulai bicara adalah karena ada ketakutan-ketakutan dalam diri kita.

Menurut Ivy Naistadt dalam bukunya Speak Without Fear: A Total System for Becoming A Natural, Confident Communicator, kita memiliki beberapa ketakutan dalam berbicara di depan umum, antara lain:

1. Takut dikritik atau dinilai (secara negatif)

Ketakutan ini sangat menyiksa. Kita jadi tidak pernah mencoba karena kita merasa bahwa apa pun yang akan kita lakukan tak akan cukup baik. Kadang kita juga takut terlihat ”berbeda” dari kebanyakan orang lain.

2. Takut dipermalukan atau dihina

Kadang kita takut kalau pendapat kita tidak bagus, kita akan mempermalukan diri sendiri. Hal ini juga bisa bersumber dari pengalaman trauma masa lalu. Seorang teman pernah menceritakan mengapa dia takut berbicara di depan umum. ”Saya selalu salah mengucapkan kata tertentu, jadi guru saya memaksa saya berdiri di depan kelas dan mengangkat satu kaki sambil terus mengucapkan kalimat itu berulang-ulang sampai saya bisa…,” katanya.

3. Takut secara emosional

Ini juga bisa berhubungan dengan pengalaman buruk masa lalu. Bisa saja karena kita pernah mencoba bicara di hadapan orang lain, tetapi malah ditertawakan. Akhirnya ini membekas dalam diri kita.

Kita memiliki pilihan-pilihan tentang bagaimana kita akan menangani masa depan kita. Meskipun ketakutan-ketakutan yang ada terasa mendalam, tetapi kita bisa mengubahnya saat ini jika mau. Caranya, dengan memberikan fokus perhatian kita pada keuntungan yang akan didapatkan. Kita dapat mencoba jurus jitu agar berani bicara di hadapan orang lain:

(1) Buka diri: menemukan dan mengakui

Temukan apa yang menjadi hambatan kita dan akui supaya kita bisa menetapkan rencana untuk ”mengatasinya”. Kita bisa mulai berlatih dengan menuliskan sebanyak mungkin kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika kita bicara.

(2) Melepaskan ketakutan

Ini bukan tentang penting atau tidaknya isi pembicaraan kita, tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih penting. Tuliskan ketakutan mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, lalu baca berulang-ulang. Sesudah itu, tuliskan daftar perubahan yang ingin kita capai. Pahami, bangkitkan, dan rasakan motivasi untuk berubah.

(3) Hapus mitos-mitos

Banyak mitos yang ada di benak kita yang menghambat kita untuk berani bersuara, seperti kegugupan adalah pertanda kelemahan, semua yang kita katakan harus penting, semua berakhir kalau kita melakukan satu kesalahan…. Siapa pun yang akan menjadi pusat perhatian punya kemungkinan untuk ditolak. Jadi, wajar kita merasa gugup! Kegugupan hanyalah tanda kelebihan energi yang harus dipelajari cara menguasai dan mengendalikannya.

(4) Harus ada yang pertama kali

Semua orang yang kita lihat terampil bicara saat ini juga nervous waktu berbicara pertama kalinya. Kita harus mulai, harus ada praktik yang pertama untuk melakukannya. Cobalah, karena kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah belajar.

(5) Terus berlatih

Bulatkan tekad, ”Saya harus berani mencoba! Biar saja, mungkin saya merasa terhina seminggu atau sebulan daripada seumur hidup enggak pernah bisa.” Kita bisa berlatih sendiri di rumah di depan cermin atau bersama teman dan minta teman memberikan masukan. Bicara langsung di hadapan orang lain adalah latihan yang paling ampuh.

(6) Kuasai banyak informasi

Inti dari bicara (komunikasi) adalah menyampaikan pesan atau informasi. Jadi, setiap saat pelajari informasi yang kita butuhkan dalam hidup kita, termasuk informasi-informasi lainnya yang berpengaruh terhadap kita. Punya banyak informasi juga akan membantu kita untuk jadi lebih percaya diri.

Kalau begitu, sudah saatnya kita ”mulai berani” bicara. Suara kita adalah penting. Apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan, dan kita inginkan akan bisa diketahui oleh orang lain jika kita bersuara. Dengan bersuara, perubahan yang kita inginkan menjadi lebih mungkin terjadi.

*) HARRY KURNIAWAN, Cemara-PKBI Sumatera Barat ***

KAJIAN AI-QUR’AN SURAT ALI-IMRAN AYAT 135

  1. A.                Kandungan Ayat

Sebelum membahas tentang kandungan ayat, marilah kita lihat dan perhatikan dahulu  Al Qur’ansuratAli Imran ayat 135 :

 
waalladziina idzaa fa’aluu faahisyatan aw zhalamuu anfusahum dzakaruu allaaha faistaghfaruu lidzunuubihim waman yaghfiru aldzdzunuuba illaa allaahu walam yushirruu ‘alaa maa fa’aluu wahum ya’lamuuna 135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri [229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil

Apabila kita lihat ayat diatas sudah jelas dan dapat dipastikan bahwa ayat diatas mempunyai kandungan atau maksud mengenai perbuatan manusia yang melakukan dosa akan diampuni oleh Allah Swt apabila melakukan taubatan nasukha dan memohon ampun kepada Allah Swt, Karena hanya kepada Allah Swt tempat manusia memohon ampun atas segala perbuatan yang dilakukan. Bila kita lihat ayat sesudah nya maka dapat kita gabung maksud ayat tersebut adalah selain Allah Swt mengampuni dosa-dosa yang manusia lakukan juga akan membalas perbuatan manusia dengan nikmat yang luar biasa apabila manusia tersebut benar-benar taubatan nasukha dan hanya kepada Allah Swt memohon ampun.

 

  1. B.                 Telaah Tafsiran

Mengenai tafsiran Al Qur’an surat hanya dapat dilakukan oleh ahlinya, dalam hal ini yaitu DEPAG, begitu juga dengan tafsiran Al Qur’an surat Ali Imran ayat 135 yaitu sebagai berikut.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali ‘Imran 135
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135)
Kelima: Orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri kemudian mereka segera meminta ampun kepada Allah dan tidak mengulangi lagi perbuatan itu.
Para muffassirin membedakan antara perbuatan keji (fahisyah) dengan menganiaya diri sendiri (Zulm). Mereka mengatakan perbuatan keji ialah perbuatan yang bahayanya tidak saja menimpa orang yang berbuat dosa tetapi juga menimpa orang lain dan masyarakat. Dan menganiaya diri sendiri ialah berbuat dosa yang bahayanya terbatas pada orang yang mengerjakan saja.
Perbuatan keji seperti berzina, berjudi, memfitnah dan sebagainya, perbuatan menganiaya diri sendiri seperti memakan makanan yang haram, memboroskan harta benda, menyia-nyiakannya dan sebagainya.
Mungkin seorang muslim terlanjur mengerjakan dosa besar karena kurang kuat imannya, karena godaan setan atau karena sebab-sebab lain, tetapi ia segera insaf dan menyesal atas perbuatannya itu kemudian ia memohon ampun kepada Allah dan tobat dengan sebenar-benar tobat serta berjanji kepada diri sendiri tidak akan mengerjakannya lagi. Maka Allah akan menerima tobatnya dan mengampuni dosanya karena Allah adalah Maha Penerima tobat dan Maha Pengampun.
Bila seseorang berbuat dosa meskipun yang diperbuatnya itu bukan dosa besar tetapi mengerjakan tanpa ada kesadaran hendak menghentikannya dan tidak ada penyesalan serta keinginan hendak bertobat kepada Allah maka dosanya itu menjadi dosa besar. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda:

“لا كبيرة مع الاستغفار ولا صغيرة مع الإصرار”
Artinya:
Dosa besar tidak menjadi dosa besar bila segera menunta ampun (kepada Allah). Dan dosa kecil akan menjadi dosa besar bila selalu dikerjakannya”
(HR Ad Dailamiy dari Ibnu ‘Abbas)
Meminta ampun kepada Allah bukan sekadar mengucapkan kalimat “Aku memohon kepada Allah”. tetapi harus disertai dengan penyesalan serta janji kepada diri sendiri tidak akan mengerjakan dosa itu lagi. Inilah yang dinamakan tobat nasuha yang diterima oleh Allah

 

 

 

 

 

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa mereka–dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui

 

  1. C.                Kajian Keilmuan

Berdasarkan AL Qur’an surat Ali Imran ayat 135 di atas bila kita terus pelajari terdapat banyak kecocokan antar ayat tersebut dengan kejadian-kejadian pada massa sekarang, yaitu seperti menganiaya diri sendiri, contoh memakai barang-barang terlarang, minum khamer, merokok, dan masih banyak lagi yang lalin. Selain menganiaya diri sendiri juga melakukan perbuatan keji yang terjadi padamassasekarang ini seperti pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, penculikan, riba dimana-mana, dan masih banyak lagi yang lain. Semua kejadian-kejadian tersebut sekarang banyak terjadi akan tetapi yang melakukan taubatan nasukha masih dapat dikatakan minim. Coba saja lihat tingkat korupsi dan penyuapan diIndonesiayang cukup tinggi.

 

  1. D.                Hadist atau Ayat Lain yang Menunjang

Selain ayat di atas ternyata masih ada ayat lain yang mendukung mengenai kandungan ayat diatas, yaitu

1. Al-Baqarah / ٢ البقرة
160. kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.

 

2. An-Nisaa’ / ٤ النساء
17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan , yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

 

3. At-Taubah / ٩ التوبة
104. Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang

 

 

Selain ayat di atas masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah Swt maha menerima taubat dari hambanya, tetapi cukup beberapa saja yang dicantumkan.Adapula hadist yang berkaitan dengan taubat yaitu

 

  1. 1.                  Dan dari Anas bin Malik radhiallohu ‘anhu beliau berkata: Rosululloh shalallohu ‚alaihi wa sallam bersabda: “Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Wahai anak adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memperdulikannya lagi. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit, kemudian engkau memohon ampun padaku, niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apapun niscaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula. (HR Tirmidzi, beliau berkata: “hadits ini hasan”) Wallohu a’lam, semoga sholawat tercurah pada nabi Muhammad.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

  1. A.                Simpulan

Dalam menghadapi zaman globalisasi seperti sekarang ini hendaknya kita selalu berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunah sebagai pedoman hidup kita, karena hanya  dengan pedoman itulah kita dapat menjalani hidup dengan terhindar dari hal-hal yang dapat membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan aniaya. Selain itu sebagai manusia kita harus selalu memohon ampun kepada Allah Swt, karena hanya kepada Allah Swt lah kita memohon ampun. Sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang.

 

  1. B.                 Saran

Berdasarkan simpulan di atas penulis, memberikan saran kepada pembaca sebagai berikut :

1)      Tingkatkan iman untuk menghadapi zaman yang sepeti sekarang ini.

2)      Selalu dekatkan diri, ingat, dan bertaubatlah kepada Allah Swt.

3)      Hanya kepada Allah lah kita memohon ampunan karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa-dosa manusia

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

www.google.com, (browsing jumat,26 november 2010)

Al Quran Flash

http://opi.11 Omb.com/,  (Kumpulan & referensi belajar hadist)

PEMBABAKAN SASTRA ALIRAN MODERNISME

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

  1. A.    Latar Belakang Masalah

Sastra adalah bagian dari seni yang menggunakan bahasa sebagai salah satu mediumnya. Bila dilihat dari pembabakannya ada yang berdasarkan aliran, dalam hal ini terbagi menjadi aliran romantik, realisme, modernisme, dan pasca modernisme.

Aliran merupakan bagian dari unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sastra. Maka dari itu pembelajaran terhadap aliran sastra harus dilakukan dengan lebih mendalam. Kita lihat banyak sekarang ini yang belum begitu mengetahui dengan mendalam mengenali aliran sastra, misalnya aliran modernisme. Dalam aliran modernisme terdapat sejarah mulai munculnya aliran modernisme, ciri-cirinya, dan berbagai sastrawan beserta karyanya.

Mempelajari suatu aliran sastra berbeda dengan mempelajari hal lain. Yang harus diperhatikan dalam mempelajari suatu aliran sastra kita harus mengenali dulu contoh karya sastra di masa aliran itu, mengidentifikasinya, lalu memahaminya.

 

  1. B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1)      Bagaimana sejarah munculnya aliran sastra modernisme?

2)      Bagaimana ciri-ciri aliran sastra modernisme?

3)      Siapa sastrawan-sastrawan dan karyanya pada masa aliran modernisme?

4)      Bagaimana perkembangan aliran sastra modernisme?

 

  1. C.    Tujuan Makalah

Berdasarkan penyusunan makalah ini, penulis memiliki tujuan untuk :

1)      Mengetahui sejarah munculnya aliran sastra modernisme.

2)      Mengetahui ciri-ciri suatu aliran sastra modernisme.

3)      Mengetahui sastrawan-sastrawan dan karyanya pada masa aliran modernisme.

4)      Mengetahui perkembangan aliran sastra modernisme.

 

  1. D.    Manfaat Penulisan

            Penyusunan makalah ini semata-mata tidak hanya untuk memenuhi tugas, tetapi diharap dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis bagi pembaca dan bagi penulis. Secara teoritis makalah memiliki manfaat supaya pembaca dapat mengetahui mengenai hal-hal yang terkait dengan aliran modernisme seperti sejarah munculnya, ciri-cirinya, sastrawan-sastrawan dan karyanya, serta perkembangan aliran satra modernisme. Bagi penulis secara teoritis makalah ini memiliki manfaat untuk menambah pengatahuan tentang pembabakan sastra berdasarkan aliran sastra, terutama modernisme. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1)      Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep dalam pembelajaran karya sastra.

2)      Pembaca, sebagai media informasi tentang penjelasan pembabakan aliran sastra.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

 

  1. A.    Isi

Aliran sastra modernisme adalah aliran yang muncul, karena dalam aliran sebelumnya (realisme) yang memiliki beberapa kekurangan yaitu perhatian realisme terhadap kenyataan sosial yang dianggap sebagai penyalahgunaan seni serta kenyataan atau realita tidak dapat disatukan pendeskripsiannya antara satu sastrawan dengan sastrawan lainnya sehingga mendapat kritik dari sastrawan.

Ciri-ciri aliran sastra modernisme antara lain:

  1. Menekankan penghayatan subjektif, bukan dunia luar objektif.
  2. Menekankan pengalaman tokoh individu, bukan kelompok sosial.
  3. Menampilkan perasaan dan pikiran yang halus bukan kejadian-kejadian dunia.
  4. Di dalamnya terumus baik kemustahilan pengenalan yang disebabkan oleh subjektivitas persepsi, maupun minat terhadap perasaan yang juga subjektif.
  5. Bersifat subjektif sukar diikuti oleh orang luar.
  6. Kemustahilan komunikasi yangmalangmelintang dengan kebutuhan serta keperluan dan komunikasi merupakan salah satu motif modernistik yang khas.

Ciri teks modernistik antara lain adalah dalam teks modernistik dapat kita anggap sebagai pembelaan bagi keanekaan dalam masyarakat dan toleransi terhadap perbedaan antar manusia. Toleransi itu adalah akibat langsung dari pandangan bahwa subjektivitas merupakan satu-satunya asas yang mengatur kehidupan. Dalamk modernisme prasangka dan klise tidak diberi hak keberadaan, dan kemunafikan moral yang berlaku digugat.

Ditinjau dari segi stilistika, yang menonjol dalam teks modernistik ialah pengungkapan keraguan, yaitu bentuk pertanyaan, pengandaian, ungkapan tentang pengamatan (subjektif), dan ketidaktahuan. Banyak pertanyaan yang dikemukakan, dan sering kali tidak mungkin dijawab karena tidak ditujukan kepada tokoh lain.

Parapenulis roman modernistik diantaranya:

  1. Robert Musil
  2. Marcel Proust
  3. Andre Gide
  4. Thomas Mann, beberapa karyanya yaitu:

ü  Djuna Barnes

ü  Virginia Woolf

ü  William Faulkner

ü  Carry van Bruggen

ü  James Joyce

ü  O Cisne Negro

 

Kutipan Karya Thomas Mann – O Cisne Negro:

 

No decorrer da terceira década do nosso século, vivia em

Dusseldorf-sobre-o-Reno, senão com luxo, pelo menos com

abastança, acompanhada de sua filha Ana e de seu filho

Eduardo, a senhora Rosália von Tümmler, viúva há mais de dez

anos. Seu marido, o tenente-coronel von Tümmler, morrera no

começo da guerra, não em pleno combate, mas muito

estupidamente de um acidente de automóvel, o que contudo

autorizava a versão de que tinha tombado no camPo da honra.

Golpe duro, aceite com uma patriótica resignação por sua

mulher , que mal atingira os quarenta anos, ela

ficara doravante privada do pai dos seus filhos e, pelo que

lhe dizia respeito, dum esposo jovial, cujos frequentes

desvios da vereda da virtude conjugal eram apenas o resultado

dum excesso de vitalidade.

 

De raça e língua renana, Rosália tinha passado os vinte anos

do seu casamento na industriosa cidade de Duisburgo, a cuja

guarnição o senhor de von Tümmler pertencia. Depois da perda

do marido, emigrara paraDusseldorf, com sua filha, que

atingira os dezoito anos, e o filhito, doze anos mais novo, um

pouco por causa dos belos parques que caracterizam esta cidade

(a senhora de van Tümmler era fervorosa amiga da Natureza), um

pouco porque Ana, pessoa séria, mostrava disposições para a

pintura e desejava frequentar a célebre Academia das

Belas-Artes. Havia dez anos que a pequena família ocupava,

numa ruazinha dum bairro residencial, ladeada de tílias e que

tinha o nome de Péter van Cornélius, uma casa rodeada por um

jardim, de mobiliário um pouco antiquado mas confortável, e

arranjada segundo o estilo em voga na época do casamento de

Rosália. A sua porta hospitaleira abria-se muitas vezes para

um círculo restrito de parentes e de amigos, entre os quais

figuravam professores da Academia e da Faculdade de Medicina,

um ou dois casais pertencendo aos meios industriais,

 

que se reuniam em festazinhas nocturnas duma animação de bom

tom que, segundo os costumes locais, o vinho excitava

ligeiramente.

A senhora de von Tümmler era de humor sociável. Gostava de

sair e, no limite das suas possibilidades, de ter mesa posta

para os seus amigos. O seu carácter simples e jovial, o

entusiasmo que se exprimia pelo seu amor à Natureza,

provocavam a simpatia de todos. Sem ser alta, de busto bem

conservado, tinha uma cabeleira abundante e ondulada, com

numerosos cabelos grisalhos, e mãos finas em que a idade se

acusava porque os anos haviam mosqueado as costas das mãos de

numerosas manchas semelhantes a sardas, desgraça contra a qual

ainda não se encontrou paliativo. Tinha uma aparência juvenil,

graças a um par de vivos e magníficos olhos castanhos,

exactamente da cor das castanhas descorticadas, iluminando um

rosto cheio de encanto feminino e dos traços mais agradáveis.

O nariz mostrava uma tendenciazinha para corar, que se

manifestava particularmente na vida de sociedade, no

entusiasmo da conversa.

 

Procurava dar remédio a isso com um bocadinho de pó de arroz.

No que fazia mal, aliás, porque, na opinião de todos, isso

ficava-lhe a matar.

Nascida na Primavera, e filha do mês de Maio, Rosália

festejara o quinquagésimo aniversário com seus filhos e dez ou

doze amigos da casa, damas e cavalheiros, em redor duma mesa

juncada de flores, no jardim duma pousada, às portas da

cidade, iluminado por lampiões multicolores, entre o choque

dos copos e as saúdes erguidas ora a sério, ora num tom

jocoso. Ela associara-se à alegria geral, não sem algum

esforço. Com efeito, havia já bastante tempo, e precisamente

nessa noite, que a sua saúde sofria perturbações orgânicas

inerentes à sua idade – a diminuição e a extinção da sua

feminilidade física que se realizava, apesar dos sobressaltos

de resistência psíquica. Daí resultavam angústias, agitações

do coração, dores de cabeça, dias de melancolia e uma

irritabilidáde que nessa noite de festa lhe faziam parecer

duma insuportável inépcia os agradáveis discursos que alguns

senhores proferiam em sua honra. Tinha trocado a esse respeito

olhares um pouco desesperados com sua filha; porque sabia que

Ana não tinha necessidade de se encontrar em disposições

particulares de impaciência para julgar absurdo esse género de

humor que se alimentava com os vapores do álcool.

 

 

Selama dasawarsa ketiga abad kita, tinggal di
Dusseldorf-on-the-Rhine, jika tidak mewah, setidaknya
kekayaan, ditemani oleh putrinya Anna dan anaknya
Edward, Rosalie von Mrs Tümmler, seorang janda selama lebih dari sepuluh
tahun. Suaminya, Letnan Kolonel von Tümmler, meninggal di
awal perang, tidak dalam pertempuran penuh, tapi sangat
bodohnya dari kecelakaan mobil, yang bagaimanapun
berwenang versi yang berbaring di bidang kehormatan.
Blow, dengan pengunduran diri patriotik diterima oleh-Nya
wanita, yang hampir mencapai usia empat puluh, ia
telah kehilangan ayah sekarang anak-anaknya, dan sebagainya
ia prihatin, seorang suami muda, yang sering
penyimpangan dari jalan pernikahan kebajikan itu hanya hasilnya
kelebihan vitalitas.

 

Rhine ras dan bahasa, Rosalia telah menghabiskan dua puluh tahun
nya pernikahan di kota rajin dari Duisburg, yang
Garrison Mr von Tümmler milik. Setelah kerugian
suaminya, beremigrasi ke Dusseldorf, dengan putrinya, yang
mencapai usia delapan belas, dan filhito, dua belas tahun lebih muda, seorang
hanya karena taman indah yang mencirikan kota ini
(Mrs van Tümmler adalah teman yang sungguh-sungguh Alam), sebuah
hanya karena Ana, orang yang serius, menunjukkan ketentuan-ketentuan untuk
lukisan dan ingin menghadiri Akademi terkenal dari
Fine Arts. Sepuluh tahun keluarga kecil itu,
di sisi jalan lingkungan pemukiman, berjajar dengan pohon-pohon limau dan
Péter bernama Cornelius van, rumah dikelilingi oleh
furnitur taman sedikit kuno tapi nyaman, dan
diatur dalam gaya dalam mode pada saat perkawinan
Rosalia. Its ramah pintu dibuka untuk berkali-kali
lingkaran terbatas kerabat dan teman-teman, di antaranya
termasuk guru dari Akademi dan Fakultas Kedokteran,
satu atau dua pasangan milik industri media,

 

yang bertemu di malam hari festazinhas sebuah animasi yang bagus
nada itu, anggur menurut kebiasaan setempat, bersemangat
sedikit.
Mrs von mood Tümmler adalah meriah. Disukai
keluar dan dalam batas-batas kemungkinan, untuk memiliki table set
ke teman Anda. Its sederhana dan periang karakter,
antusiasme yang diungkapkan oleh cinta alam,
membangkitkan simpati dari semua. Tidak tinggi, dan bust
dipertahankan, memiliki rambut berlimpah dan bergelombang, dengan
banyak beruban, tipis tangan dan di mana usia
karena tahun telah menuduh kembali burik dari tangan
banyak bintik-bintik seperti bintik-bintik, aib, terhadap yang
belum ditemukan paliatif. Dia memiliki penampilan muda,
berkat sepasang mata cokelat yang ramai dan indah,
persis warna coklat berkulit, menerangi
penuh pesona feminin dan fitur lebih menyenangkan wajah.
Hidung menunjukkan tendenciazinha untuk noda, yang
diwujudkan terutama dalam kehidupan masyarakat,
antusiasme percakapan….

Dia berusaha untuk memperbaiki ini dengan sedikit bubuk.
Seperti yang buruk memang, karena menurut pendapat semua orang, ini
adalah untuk membunuhnya.
Lahir di Spring, dan putri Mei, Rosalia
merayakan ulang tahun kelimapuluh dengan anak-anak mereka dan sepuluh atau
dua belas teman dari para wanita rumah, dan Tuan-tuan, meja bundar
bertebaran dengan bunga di taman penginapan di gerbang
kota, diterangi lentera warna-warni antara shock
gelas dan salut didirikan sekarang serius, kadang-kadang dalam nada
lucu. Dia bergabung dengan sukacita umum, bukan tanpa
usaha. Memang, ada beberapa waktu, dan tepat
Malam itu, kesehatannya mengalami gangguan organik
melekat dengan usia mereka – penurunan dan kepunahan mereka
fisik kewanitaan yang terjadi, meskipun cegukan
psikologis perlawanan. Hal itu mengakibatkan kecemasan, agitasi
jantung, sakit kepala, dan hari kegelapan
lekas marah bahwa partai malam itu membuatnya tampak
dengan kebodohan dari tak tertahankan bahwa beberapa bagus pidato
Anda diucapkan untuk menghormatinya. Telah berubah dalam hal yang
terlihat sedikit putus asa dengan putrinya karena dia tahu
Ana tidak perlu ditemukan dalam ketentuan
ketidaksabaran khusus untuk mendengar bahwa jenis omong kosong
humor yang diberi makan dengan uap alkohol….

 

  1. B.     Pembahasan

Pada awalnya aliran realisme mendapatkan kritik dari para sastrawan. Setelah beberapa waktu, perhatian terhadap kenyataan sosial dianggap sebagai penyalahgunaan seni. Maka terjadilah aliran yang tidak berlangsung lama namun bersifat radikal, yang memperjuangkan estetika, yaitu l’art pour l’art atau seni untuk seni. Aliran ini bahkan berusaha memutuskan ikatan dengan makna. Berdasarkan kritikan bahwa perhatian terhadap kenyataan sosial dianggap sebagai penyalahgunaan seni penulis menyanggah pernyataan tersebut karena pada kenyataannya seni itu memberikan suasana keindahan pada semua penikmat sastra.

Namun terdapat kritik pula dari pihak filsafat (Nietzsche) “ mustahil orang menentukan apa yang dilihat secara tepat, atau bersatu pendapat mengenai apa yang termasuk daerah yang dapat dipersepsikan secara objektif dan apa yang ada di luarnya.” Perkembangan baru dalam psikologi yang di sekitar zaman itu dia wali oleh Freud dapat kita tinjau dalam hubungan ini. Penemuan bahwa manusia mempunyai keinginan dan dorongan yang tidak disadarinya, membawa keyakinan bahwa dirinya sendiri saja belum dikenalnya. Semenjak itu si “aku” dilihat sebagai terpecah menjadi subjek yang sadar dan yang tak sadar. Dalam puisi keyakinan inimenyebabkan lunturnya anggapan bahwa aku lirik sebuah sajak merupakan kesatuan utuh. Dalam sajak surrealis seperti karangan Apollinaire, Majakovski, dan Van Ostaijen berturut-turut disajikan asosiasi dan pikiran-pikiran lepas sehingga nampaknya kesinambungan sama sekali hilang.

Kecaman-kecaman ini telah menyebabkan suatu perkembangan dalam seni dan sastra yang kini disebut dengan istilah modernisme. Aliran ini menekankan penghayatan subjektif, bukan dunia luar objektif, menekankan pengalamantokoh individu bukan kelompok sosial, menampilkan perasaaan dan pikiran yang halu, bukan kejadian-kejadian dunia. Modernisme muncul dalam tahun –tahun langsung sebelum dan sesudah perang dunia pertama. Tokoh yang muncul pada aliran modernisme adalah Marcel Proust, Andre Gide, Thomas Mann dan Robert Musil.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

  1. A.    Simpulan

Pembabakan aliran sastra terbagi menjadi empat, salah satunya adalah pembabakan aliran modernisme. Aliran modernisme muncul akibat adanya kekurangan pada aliran sebelumnya yaitu aliran realisme. Pada aliran sebelumnya banyak kritik dari para ahli, yaitu kenyataan sosial yang dipakai di aliran realisme dianggap sebagai penyalahgunaan seni dan kenyataan yang dipakai dalam sastra aliran realisme ternyata pandangan antara ahli satu dengan yang lain dalam menafsirkannya berbeda. Dari kecaman-kecaman itu maka muncullah aliran yang disebut aliaran modernisme. Aliran ini memilliki cirri-ciri yaitu 1. menekankan penghayatan subyektif, bukan dunia luar obyektif, 2. menekankan pemahaman tokoh individu, bukan kelompok sosial, 3. menampilkan perasaan yang halus bukan kejadian-kejadian dunia, 4. aliran modernisme sangat mengarah ke filsafat. Dalam aliran modernisnme menggunakan teks modernistik. Sastrawan yang ada pada masa aliran modernisme  adalah Robert Musil, Marcel Proust, Andre Gide, Thomas Mann, dengan contoh karya-karyanya yaitu Djuna Barnes, Virgina Woolf, William Faulkner, Carry Van Bruggen, dan James Joyce.

 

  1. B.     Saran

Berdasarkan makalah yang telah disusun, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

1)      Sebaiknya dalam mempelajari suatu sastra juga harus memperdalam mengenai aliran-aliran yang terkandung di sastra tersebut.

2)      Dalam mempelajari aliran sastra sebaiknya juga mengidentifikasi karya sastranya sehingga lebih jelas mengenali aliran tersebut.

3)      Dalam mengidentifikasi karya sastra sebaiknya melakukan pendekatan dengan ciri-ciri aliran sastra.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Luxemburg, Jan Van, Mieke Bel, dan Willem G. Westrteijn. Tentang Sastra. 1989.Jakarta:Intermasa.

www.wikipedia.com

 

 

 

 

 

 

pendekatan moral dalam pengkajian sastra

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.                Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk membentuk sikap, moral, dan watak murid yang berbudi luhur. Dahulu para murid diberikan pelajaran Budi Pekerti untuk mencapai tujuan tersebut. Namun sekarang pelajaran itu telah ditiadakan karena pelajaran tersebut mungkin tidak banyak merubah kepribadian murid menjadi kepribadian yang lebih baik dan bermoral.

Indonesiamemiliki Pancasila dan nilai-nilai budaya yang luhur dan menjunjung tinggi kerukunan dan tenggangrasa. Akan tetapi, di pihak lain Indonesiajuga merupakan salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia, dan tingkat kerusuhan yang juga tinggi. Bangsa lain memandang Indonesiamenjadi negara yang tidak lagi aman untuk dikunjungi sehingga Indonesiapernah menjadi negara yang dilarang untuk dikunjungi oleh salah satu negara besar di dunia. Negara tersebut mengeluarkan travel warning bagi warga negaranya yang akan berkunjung keIndonesia.

Salah satu cara membentuk watak dan pribadi bangsa ialah dengan melalui

pendidikan. Jika demikian, bisa dikatakan bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikanIndonesiasehingga sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis dan korup. Selain pengajaran agama, salah satu pelajaran yang mengajarkan budi pekerti ialah sastra.

Sastra menurut etimologinya adalah tulisan. Sedangkan kesusastraan adalah segala tulisan yang indah. Sastra dalam pemahaman saya, adalah segala bentuk ekspresi dengan memakai bahasa sebagai basisnya….Bukan hanya apa yang tertulis, apa yang tidak tertulis pun bisa masuk dalam sastra. Tidak hanya yang indah, catatan-catatan, surat-surat, renungan, beritaberita, apalagi cerita dan puisi, anekdot, graffiti, bahkan pidato, doa dan pernyataan-pernyataan, apabila semuanya mengandung ekspresi, itu adalah sastra. Wijaya (2007)

Sarjono (1998) mengatakan bahwa sastra dalam banyak hal memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi orang lain, sebuah kegiatan berempati kepada nasib dan situasi manusia lain. Membaca sastra berarti mengenal berbagai karakter yang sebagian besar merupakan refleksi dari realitas kehidupan. Dengan demikian, pembaca akan memahami motif yang dilakukan setiap karakter baik yang protagonis maupun yang antagonis sehingga pembaca dapat memahami alasan pelaku dalam setiap perbuatannya. Bahkan jika karakter tersebut adalah karakter yang tidak ingin dijumpai oleh pembaca dalam kehidupan nyata karena kejahatannya, maka dalam fiksi pembaca akan bertemu berbagai karakter sehingga pembaca mampu memahami motif dan tujuan mereka tanpa resiko yang membahayakan pembaca.

Demikian pentingnya pengajaran sastra untuk membentuk moral yang berbudi mulia maka Putu Wijaya menyatakan bahwa sastra harus dibelajarkan kepada semua jurusan, karena tanpa menguasai sastra, tata bahasa hanya akan menjadi alat menyambung pikiran/logika dan bukan menyambung rasa (2007).

 

  1. B.                 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

a)      Bagaimana cara melakukan pendekatan moral dengan sastra

b)      Bagaimana cara melakukan pendidikan karakter

c)      Bagaimana seharusnya sastra diajarkan

d)     Apa manfaat dari pembelajaran sastra bagi jati diri bangsa

 

  1. C.                Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan makalah tentang pendidikan budi pekerti melalui pendekatan moral dalam pengajaran sastra memiliki maksud yaitu :

1)      Mengetahui cara melakukan pendekatan moral dengan sastra

2)      Mengetahui cara pendidikan karakter

3)      Mengetahui seharusnya sastra diajarkan

4)      Mengetahui manfaat dari pembelajaran sastra bagi jati diri bangsa

 

 

  1. D.                Manfaat Penulisan

Penyusunan makalah ini semata-mata tidak hanya untuk memenuhi tugas, tetapi diharap dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis bagi pembaca dan bagi penulis. Secara teoritis makalah memiliki manfaat supaya pembaca dapat mengetahui bagaimana sastra ternyata dapat berpengaruh pada karakter, budi pekerti, dan moral pembaca apabila dipelajari dengan metode dan cara yang benar. Sehingga pengembangan sastra akan lebih ditingkatkan untuk mendidik dalam pembentukan jati diri dan karakter bangsa. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1)      Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep dalam pengaruh karya sastra terhadap aspek karakter diri.

2)      Pembaca, sebagai media informasi tentang cara pendidikan moral melalui pendekatan pengjaran sastra

 

  1. E.                 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komperhensif. Data teori dalam makalah ini diperoleh dengan studi pustaka, artimya pengumpulan data-data dilakukan dengan mencari sumber-sumber literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan dengan tema makalah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

  1. A.                Definisi Sastra

Sebelum lebih lanjut mendiskripsikan tentang moral dalam pengajaran sastra, perlu dijelaskan tentang apa sastra itu. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih memahami apa yang akan dibicarakan dalam tulisan ini. Dengan demikian, pembaca diharapkan mampu melakukan suatu proses penjelajahan yang meningkatkan bukan

saja kepekaan dan pemahaman tentang karya satra, tetapi juga rasa sayang setelah mengenal apa itu sastra. Danziger dan Johnson (dalam Budianta, 2006:7) melihat sastra sebagai suatu seni bahasa , yakni cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Tidak seperti seni musik dan lukis yang tidak menggunakan media bahasa, maka keberadaan arti sastra juga ditentukan oleh perkembangan bahasa. Lunturnya bahasa dengan sendirinya juga mempengaruhi nasib karya sastra. Karya-karya sastra kuno seperti Odysey, Mahabarata, dan sebagainya sudah tidak lagi hidup sebagai sastra, akan tetapi sebagai filsafat (Darma, 1984:51-52).

Selain bahasa, pengertian sastra bisa dilihat dari sudut lain seperti yang dikemukakan oleh Wellek danWarren(1995:3) yang berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. J. Bronowski (dalam Darma, 1984:50) berpendapat bahwa pencapaian manusia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu creation , invention dan discovery . Creation atau kreatifitas adalah pencapaian dalam dunia seni, invention dan discovery dalam dunia ilmu pengetahuan. Di antara ketiga pencapaian ini, yang paling murni adalah kreatifitas. Benua Amerika bisa saja ditemukan oleh orang lain jika pada waktu ituColumbustidak menemukannya. Mesin uap bisa juga ditemukan pada waktu yang berbeda dan penemu pertama yang bukan Thomas Alfa Edison jika saat ituEdisontidak bisa membaca fenomena yang ada. Akan tetapi, Hamlet akan selalu menjadi milik Shakespeare dan tidak akan pernah sama dengan Hamlet yang mungkin ditulis oleh orang lain.

Dengan demikian, sastra merupakan suatu ciptaan dari proses kreatifitas dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Sastra bersifat unik dan murni karena tiap individu mempunyai style yang berbeda dalam menuangkan ceritanya. Keberlangsungan suatu karya sastra juga ditentukan oleh perkembangan bahasa dimana sastra bisa saja menjadi bentuk lain seperti menjadi filsafat.

 

  1. B.                 Pendekatan Moral

Sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia. Karya sastra amat penting bagi kehidupan rohani manusia. Oleh karena sastra adalah karya seni yang bertulangpunggung pada cerita, maka mau tidak mau karya sastra dapat membawa

pesan atau imbauan kepada pembaca (Djojosuroto, 2006:80).

Pesan ini dinamakan moral atau amanat . Dengan demikian, sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral (Darma, 1984:47). Moral sendiri diartikan sebagai suatu norma, suatu konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat tertentu (Semi, 1993:49). Namun kepentingan moral dalam sastra sering tidak sejalan dengan usaha untuk menciptakan keindahan dalam karya sastra (Darma, 1984:54). Pengalaman mental yang disampaikan pengarang belum tentu sejalan dengan kepentingan moral. Menurut Djojosuroto (2006:81), meski moral yang disampaikan pengarang dalam karya sastra biasanya selalu menampilkan pengertian yang baik, tetapi jika terdapat tokoh-tokoh yang mempunyai sikap dan tingkah laku yang kurang terpuji atau tokoh antagonis, tidak berarti tingkah laku yang kita ambil harus seperti tokoh tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa aspek moral adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya berdasarkan pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai moralis yang tercantum dalam karya sastra dapat berbentuk tingkah laku yang sesuai dengan kesusilaan, budi pekerti, dan juga akhlak.

Dalam hubungannya dengan pengajaran, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan moral adalah seperangkat asumsi yang paling berkaitan tentang sastra dalam hubungannya dengan nilai-nilai moral dan pengajarannya.

 

  1. C.                Pengajaran Sastra

Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan (Riberu, 1991:1). Pengajaran sastra berarti adanya penyampaian atau penularan ilmu mengenai suatu ciptaan dari proses kreatifitas dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Ciptaan tersebut bisa berupa puisi, prosa maupun drama.

Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu (1) membantu ketrampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta, rasa, dan karsa, serta (4) menunjang pembentukan watak Rahmanto, dalam Dharmojo (2007).

Pendapat Rahmanto senada dengan pendapat Djojosuroto yang mengungkapkan bahwa sastra dalam pengajaran dapat membantu pengajaran kebahasaan karena sastra dapat meningkatkan ketrampilan dalam berbahasa. Sastra dapat membantu pendidikan secara utuh karena sastra dapat meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta, rasa dan karsa, menunjang pembentukan watak, mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, pengetahuan-pengetahuan lain dan teknologi (2006:85).

 

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

  1. A.                Hasil

Banyak sekali pada masa ini tingkat kehancuran karakter bangsa. Bisa dilihat  dari berbagai hal yang terjadi seperti anarkisme, pergaulan para generasi bangsa yang sudah tidak terkondisikan lagi, banyak sekali penggunaan barang-barang terlarang, perangkat keamanan yang tidak jelas seperti mengenai para terpidana yang menikmati fasilitas khusus di tahanan, dan masih banyak lagi.

Bila dilihat dari awal memang pendidikan karakter bangsa ini dari mulai pendidikan sekolah dasar sampai universitas masih dibebankan pada pendidikan agama. Padahal selain dengan pendidikan agama karakter bangsa dapat dibentuk dengan melalui  pendekatan pengajaran sastra.  Tapi sayangnya pengajaran bahasa/sastra di Indonesia menggunakan sistem yang salah, yaitu menggunakan sistem yang sama dengan sistem  pengajaran pada mata pelajaran eksak ( taufiq ismail : 2010, seminar nasional GBSI ).

Padahal sastra menurut Sarjono (1998), bahwa sastra dalam banyak hal memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi orang lain, sebuah kegiatan berempati kepada nasib dan situasi manusia lain. Membaca sastra berarti mengenal berbagai karakter yang sebagian besar merupakan refleksi dari realitas kehidupan. Dengan demikian, pembaca akan memahami motif yang dilakukan setiap karakter baik yang protagonis maupun yang antagonis sehingga pembaca dapat memahami alasan pelaku dalam setiap perbuatannya. Bahkan jika karakter tersebut adalah karakter yang tidak ingin dijumpai oleh pembaca dalam kehidupan nyata karena kejahatannya, maka dalam fiksi pembaca akan bertemu berbagai karakter sehingga pembaca mampu memahami motif dan tujuan mereka tanpa resiko yang membahayakan pembaca.

Dalam pengajaran sastra memiliki nilai lebih tersendiri yaitu menurut pendapat Djojosuroto yang mengungkapkan bahwa sastra dalam pengajaran dapat membantu pengajaran kebahasaan karena sastra dapat meningkatkan ketrampilan dalam berbahasa. Sastra dapat membantu pendidikan secara utuh karena sastra dapat meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta, rasa dan karsa, menunjang pembentukan watak, mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, pengetahuan-pengetahuan lain dan teknologi (2006:85).

 

  1. B.                 Pembahasan

Banyak sekali aspek-aspek dalam karya sastra yang dapat digunakan dalam pendidikan moral, seperti contoh dapat diperhatikan dalam cerpen god sees the truth, but waits.

God Sees the Truth, but Waits menarasikan tentang seorang saudagar muda yang kaya raya, tampan dan baik hati dan gemar menyanyi yang bernama Ivan Dmitrich atau yang biasa disapa dengan Aksenov. Sebelum menikah Aksenov adalah seorang pecandu minuman dan pemarah, namun semuanya berbeda ketika dia telah menikah. Suatu hari Aksenov mengatakan pada istrinya kalau dia akan bepergian untuk keperluan bisnis, namun istrinya melarangnya pergi hari itu karena istrinya bermimpi bahwa suaminya kembali darikota dengan rambutnya yang sudah menjadi uban. Aksenov hanya tertawa mendengar kepercayaan istrinya tentang tafsir mimpi sehingga ia tetap melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Aksenov berkenalan dengan saudagar yang lain dan

kemudian mereka memutuskan untuk tinggal dalam satu kamar di suatu penginapan. Aksenov tidak biasa tidur sore, namun hari itu ia harus melakukannya karena ia berencana untuk melanjutkan perjalanan pada subuh keesokan harinya.

Semua berjalan seperti semula, Aksenov melanjutkan perjalanan ketika hari masih gelap. Di tengah perjalanan ia istirahat, dan pada saat itu ia didatangi oleh polisi yang menanyakan tentang semua yang telah dilakukan Aksenov. Setelah menjawab semua dengan jujur dan ramah, barulah Aksenov tahu bahwa temannya yang sekamar dengannya telah digorok lehernya hingga meninggal. Setelah diperiksa, ternyata pisau pelaku kejahatan ada dalam tas Aksenov.

Istrinya sangat terpukul mendengar penangkapan suaminya. Saat menjenguk Aksenov, dia merasa sangat sedih melihat istri dan anak-anaknya yang masih sangat kecil, bahkan yang satu masih menetek ibunya. Pertemuan itu semakin menambah kesedihan ketika petisinya ditolak oleh kaisar, terlebih ketika istrinya meragukan apakah benar suaminya tidak bersalah. Putus asa dengan bantuan dan empati manusia, Aksenov hanya berharap pada bantuan Tuhan. Aksenov dihukum selama 26 tahun atas kejahatan yang tak pernah dilakukannya, selama itu pula ia hidup sebagai kriminal diSiberia.

Di penjara, Aksenov membuat sepatu boot, rajin berdoa dan membaca buku-buku,dan bernyanyi di gereja pada hari Minggu.Parasipir dan kriminal lainnya menyukai Aksenov karena kelembutannya. Mereka menyebutnya Bapa atau Orang Suci . Dia sering dimintai pendapat bila terjadi perselisihan yang tak terselesaikan.

Suatu hari datanglah segerombolan penghuni tahanan baru. Salah satunya berusia 60 dan berasal darikotayang sama dengan Aksenov. Makar Semenich-nama penghuni baru tersebut-ternyata adalah pembunuh saudagar teman Aksenov dulu. Suatu hari Makar berniat kabur dengan membuat lubang bawah tanah dan secara tidak sengaja Aksenov memergokinya. Makar mengancam akan membunuhnya kalau dia bercerita. Lubang tersebut akhirnya diketahui penjaga dan para tahanan diinterogasi, namun tak satupun yang mengaku.

Akhirnya para penjaga bertanya pada Aksenov yang jujur dan bijaksana. Ditengah kegundahan, dendam dan benci yang sangat pada Makar, Aksenov memutuskan untuk menjawab bahwa bukan kehendak Tuhan bagi Aksenov untuk menjawab pertanyaan tersebut. Walaupun didesak, Aksenov tetap tidak mengatakannya.

Hal ini membuat Makar sangat terenyuh. Dia memohon maaf pada Aksenov malam harinya. Makar berjanji akan mengakui semuanya, namun bagi Aksenov semua tidak ada gunanya karena istrinya telah meninggal dan anak-anaknya melupakannya. Makar semakin sedih dan kembali minta maaf sampai tersedu-sedu sehingga membuat Aksenov juga menangis. Pada saat itu dia mengatakan bahwa Tuhan memaafkan Makar. Perasaan lega dan hilangnya keinginan untuk pulang merupakan akhir yang membebaskan beban Aksenov karena dia hanya berharap akan datangnya kematian. Keinginannya terwujud tepat pada saat dia hendak dibebaskan setelah pengakuan Makar.

Setelah membaca suatu karya sastra pembaca bisa merasakan tahap katarsis. Catharsis merupakan pembersihan diri setelah menyaksikan atau membaca kisah kisah yang tragis. Setelah membaca pengalaman pahit, tragis, bahkan berdarah yang dialami oleh karakter hingga karakter tersebut dapat melaluinya dengan beragam cara maka pembaca akan mencapai suatu bentuk kelegaan atau katarsis. Lega setelah mengetahui bahwa penjahat akhirnya dihukum, lega setelah menyaksikan bahwa pahlawan dapat menang. Namun tidak semua cerita selalu berakhir dengan kemenangan putih atas hitam, seperti halnya dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, untuk mencapai katarsis, pembaca memerlukan tahap sadisme yang dialami tokoh cerita sebelum akhirnya semua masalah terselesaikan.

Katarsis yang dirasakan oleh pembaca atas pengakuan Makar serasa tertahan dengan tibanya ujung usia Askenov yang tidak memungkinkannya untuk merajut kembali kebahagiaan yang seharusnya bisa diraihnya atas kebebasannya. Dalam hal ini Leo Tolstoy membuktikan bahwa karya sastra yang bermutu bukan hanya sastra yang happy ending dimana kejahatan selalu kalah dengan kebaikan. Lebih jauh, kehidupan nyata tidaklah sesederhana itu, manusia seringkali harus melalui tahapan yang sulit untuk menunjukkan kualitas dirinya. Dan jika tahapan itu terlalui dengan baik, balasannya tidak selalu dirasakan dalam kehidupan di dunia. Terkadang manusia harus mempertaruhkan kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan dan hakikat hidup yang sebenarnya.

Telaah moral tersebut diharapkan dapat menghidupkan perasaan mahasiswa akan kepekaan mereka terhadap penderitaan dan penghargaan atas kejujuran dan pengampunan. Dengan ikut bersimpati dan berempati pada suatu karya sastra, maka sastra bukanlah sesuatu yang hanya ditelaah secara kaku dari unsur-unsur struktur pembangunnya secara terpisah. Sastra merupakan suatu penuturan kehidupan yang ditulis dengan makna didalamnya.

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

  1. A.                Simpulan

Penanaman moral dan budi pekerti dalam pengajaran akan lebih berhasil apabila diberikan kepada anak didik kita melalui karya sastra (cerita pendek, novel, dongeng) tentunya dengan pemilihan karya sastra yang tepat dan sesuai dengan nilai moral akan kita tanamkan kepada anak didik. Mungkin kita masih ingat ketika kita memberikan nasehat kepada orang lain kita sering dianggap menggurui orang tersebut. Namun tidak demikian dengan sastra, pemberian cerita yang tepat kepada anak didik akan mampu menamkan nilai-nilai moral dan pekerti yang lebih mendalam serta mampu mingkatkan kempuan kognitif untuk lebih kritis menelaah suatu permasalahan.

 

  1. B.                 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyampaikan saran sebagai berikut.

1)      Dalam penanaman moral hendaknya para pengajar selain menggunakan pendidikan agama juga melalui pendekatan penagajaran sastra.

2)      Pendekatan moral melalui sastra hendaknya dilakukan sejak pendidikan dasar hingga akhir dengan metode yang benar.

3)      Pengajaran sastra lebih ditingkatkan karena selain menambah pengetahuan tentang bahasa, budaya, juga dapat berdampak positif pada pengembangan kartakter bangsa.

Tata Bahasa Tagmemik

Teori tagmemik pertama-tama dikembangkan oleh Kenneth L Pike, dan digunakan Summer Institute of Lingusitics (SIL) untuk pelatihan analisis bahasa. Kemudian dikembangkan oleh Longacre (1965); Cook (1969), (1971); Thomas (1986) di Indonesia teori ini dapat dilihat pada karya Ba’dulu dan Herman (2005).

Unit Analisis Tagmemik
Unit utama analsis tagmemik adalah tagmem yang berhubungan dengan fungsional slot dan kategori yang mengisi slot. Istilah tagmem pertama kali disebutkan oleh Bloomfield (1933) yaitu unit terkecil dari bentuk gramatika yang memilki makna. Sementara itu Pike (1958) menggunakan tagmem dengan istilah grameme pada mulanya yang kemudian diubah menjadi tagmem. Parera (1993:61) mengemukakan bahwa tagmem –tagmem adalah hubungan fungsi, bentuk yang didistribusikan dalam konstruksi bahasa, atau korelasi dari sebuah fungsi gramatikal dalam gatra dengan kelas (kelompok) unsur-unsur yang bergantian mengisi gatra tersebut.
Elson dan Pickett (1962:57) mendefinisikan tagmem sebagai unit gramatikal, yaitu korelasi antara fungsi gramatikal atau slot. Korelasi slot ini memiliki sebuah distribusi dalam hirarki gramatikal bahasa.
1) Slot
Slot merupakan posisi dalam kerangka konstruksi, slot menunjukan hubungan gramatikal serta menunjukan peran bentuk dalam kosntruksi kalimat. Jadi, subyek, obyek, lokasi, modifikator, inti merupakan slot .
2) Kelas Pengisi
Kelas pengisi terdiri atas semua unit yang mengisi slot. Kelas pengisi merupakan suatu kelas distrubusi misalnya, subyek diisi oleh pronomina persona, frasa nomina, predikat diisi oleh verba, adjektiva dan lain-lain
3) Notasi Tagmemik
Semenjak tagmem merupakan hubungan antara slot dan kelas pengisi , slot biasanya dilambangkan dengan huruf besar yang menunjukan fungsi khusus misalnya (S untuk subyek,O untuk obyek) dan bentuk kelas digunakan juga huruf besar apabila sebagai frasa ( N untuk frasa nomina, V untuk frasa verba), dan nama singkatan dalam huruf kecil apabila itu merupakan kata ( loc untuk istilah lokasi, temuntuk temporal, n untuk nomina, v untuk verba). Tanda bagi (: ) selalu diletakan antara dua hubungan. Selanjutnya tagmen wajib ditandai oleh tanda plus ( +) tanda tidak wajib ditandai oleh minus (-).
4) Jenis-Jenis Tagmem
Ada berbagai jenis tagmem tergantung tipe konstruksi dimana mereka muncul. Jenis-jenis tagmem tersebut yaitu, (1) wajib yang ditandai dengan tanda plus (+) dan(2) tidak wajib yang ditandai dengan tanda minus (-), (3) tagmen inti yaitu tagmem yang bisa menjadi wajib ataupun tidak wajib , (4) tagmem periferi yaitu tagmen yang kehadirannya tidak wajib.
Teori tagmemik terdiri atas komponen- komponen, yaitu komponen tata bahasa (gramatika), dan komponen leksikon. Komponen tata bahasa merupakan serangkaian pernyataan sintaksis mengenai struktur kalimat, struktur klausa, struktur frasa dan struktur kata. Setiap konstruksi pada tiap tingkat diformulasikan dalam kaitannya dengan satuan-satuan tagmem, yang secara eksplisit memberikan penjelasan baik fungsi maupun bentuk setiap unsur dalam konstruksi. Komponen kedua adalah leksikon. Leksikon mendaftarkan satuan-satuan bentuk dari bahasa, disertai klasifikasi dan maknanya (glos). Terakhir, komponen fonologis memberikan pada kalimat memberikan realisasi fonetis dalam bahasa tersebut.

Contoh dalam bahasa Melayu Manado di bawah ini akan menjelaskan organisasi teori tagmemik mulai tataran sintaksis sampai tataran kata yang menjadi pusat penelitian. Contoh di bawah ini akan menjelaskan organisasi teori tagmemik dengan mulai dari tataran sintaksis sampai pada level kata.

Tata Bahasa (Grammar)
Konstruksi pada tataran kalimat:
contoh: dorang samua makang nasi
3rdPl semua makan nasi
‘mereka semu makan nasi’
kalimat sederhana = + Dasar : klausa transitif – Intonasi
Rumusan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut sebuah kalimat sederhana terdiri dari sebuah dasar wajib yang diisi oleh klausa transitif dan diakhiri oleh Intonasi
Konstruksi pada tataran klausa:
Klausa transitif (tCl) = +S: N: + P :tv(verba transitif) + ±O:N
Penjelasan rumusan di atas adalah klausa transitif terdiri dari sebuah subyek wajib yang diisi oleh frasa nomina , sebuah predikat wajib yang diisi oleh verba transitif dan obyek tidak wajib yang memiliki kategori frasa nomina.
Konstruksi pada tataran frasa :
N1= ± det + ± mod + inti :n1
N2 = ± det + ±mod + inti : n2
tV= + H: tV
Penjelasan rumusan di atas, sebuah frasa nomina yang memiliki dua inti dimana frasa nomina pertama terdiri dari sebuah determiner yang optional , modifier yang optional serta inti nomina wajib. Frasa nomina kedua memiliki determiner yang opsional , modifier yang juga opsional serta inti nomina wajib. Ketiga sebuah frasa verba yang memiliki inti verba transitif yang wajib.

Konstruksi pada tataran kata :
Contoh di atas, dorang samua makang nasi ‘mereka semua makan nasi’ konstruksi ini terdiri dari masing-masing satu morfem bebas sehingga tidak perlu direpresentasikan dalam konstruksi morfem-morfem lain langsung masuk menjadi sebagai morfem bebas. Untuk memperjelas konstruksi pada tataran kata lihat pembahasan contoh di bawah ini , pangmakang ‘orang yang sering makan’
Konstruksi tagmemiknya:
Sebuah nomina = + inti : verba transitif (tv) + pn {pang-}, penjelasan sebuah nomina memiliki verba transitif sebagai inti dan penanda nomina.
Leksikon
dorang dasar nomina(n1) ‘orang ke tiga jamak’
samua dasar adverb ‘semua’
makang dasar verba ‘makan’
nasi dasar nomina (n2) ‘nasi’
{paŋ-} pn(penanda nomina) ‘pelaku’

Sub Pokok Bahasan : Tatabahasa Tagmemik
Rujukan :
– Lyons 1995 (Pengantar Teori Linguitik)
– Alwasilah 1983 (Linguisti suatu Pengantar)
– Chaer 1994 (Linguistik Umum).

Aliran tagmemik
Teori Mazhab Tagmemik
Tagmemik memandang bahasa tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan sebagai konteks tingkah laku manusia. Dalam pmerian bahasa Tagmemik memperhitungkan fonologi, morfologi, sintaksis, makna dan konteks secara serentak.
Tagmemik menekankan keketatan pembagian tataran dalam pemerian bahasa, yakni dengan menghindari percampuradukan tatatan dalam analisis karena masing-masing tataran menduduki fungsi khusus dalam satu hirarki. Yang dimaksud dengan hirarki ialah bahwa unsur-unsur bahasa mengikuti suatu aturan dari yang tekecil sampai dengan yang terbesar. Suatu satuan yang besar terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil, dan satuan-satuan yang lebih kecil terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi, sampai pada satuan-satuan terakhir. Tataran di atas tergantung pada tataran di bawahnya dan semuanya saling berhubungan.
Teori Tagmemik menggunakan alat pemerian yang memilahkan padangan etik dan pandangan emik. Etik adalah suatu satuan yang merupakan bagian dari tingkah laku tutur maupun tingkah-laku nontutur, disebut etik apabila manifestasi diamati, dipikirkan dan diukur secara imprsionistis oleh pengamat atau peneliti sebagai orang luar. Suatu satuan disebut emik bila satuan tersebut meruakan suatu bagian dari suatu sistem tertutup, bukan menurut pengamat maupun peneliti (orang luar). Prinsip etik dan emik merupakan dasar epistemologis teori tamemik yang menemukan pola dan makna pada ada yang ditelitinya. Secara lengkap dan terperinci perbeadaan konsep etik dan konep emik adalah sebagai berikut:

EMIK
1. Mengamati satu kebudayaan atau bahasa secara khusus.
2. Satuan lingual ditentukan oleh apa yang ditemukan di lapangan pada waktu meneliti suatu bahasa.
3. Struktur bahasa yang ditemukan waktu meneliti dan telah diujikan pada penutur asli.
4. Pandangan internal (orang dalam) mengenai suatu sistem berdasarkab kriteria yang ada dalam sisten itu sendiri.
5. Kriteria bagi suatu pandangan bersifat relatif (nisbi) menurut sifat-sifat internal.
6. Suatu satuan mempunyai hubungan fungsional dan struktural dengan satuan yang lebih besar dan bersama-sama membentuk hierarki.
7. Dua satuan etik dinyatakan berbeda bila pengukuran dengan alat bantu menunjukan adanya perbedaan.
8. Data etik diperoleh dari analsis yang bersifat sementara atau sebagian

ETIK
1. Mengamati semua kebudayaan atau suatu kelompok yang dipilih secara bersama- sama secara komparatif
2. Pandangan tentang satuan lingual sebelum mengadakan penelitian lapangan mengenai suatu bahasa, seperti ramalan pola-pola berdasarkan pola behasa peneliti.
3. Struktur bahasa yang diperkirakan sebagai hasil kreasi peneliti sebelum diuji pada penutur asli.
4. Pandangan eksternal (orang luar) mengenai suatu sistem.
5. kriteria bagi suatu pandangan bersifat mutlak dan dibangun menurut dasar penalaran peneliti dan mungkin dapat diukur dangan nyata dan langsung memakai alat.
6. Suatu satuan tidak perlu dipandang sebagai bagian dari satu-satuan yang lebih besar.
7. Dua satuan emik berbeda bila satuan-satuan tersebut menghasilkan tanggapan yang berbeda pada penutur asli.
8. Data emik menurut pengetahuan yang utuh tentang keseluruhan sistem dan merupakan data akhir.

Tokohnya Kenneth L. Price, seorang tokoh dari summer institute of linguistic yang mewarisi pandangan-pandangan dari bloomfield, sehingga aliran ini bersifat strukturalis tetapi juga antropologis. menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmen (dalam bahasa yunani yang berarti susunan). Yang dimaksud tagmen adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisisi slot tersebut. Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa. Bukunya yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).

Sumber:

Perkembangan Linguistik di Indonesia Hingga Akhir 90-an


http://www.docstoc.com/docs/13439317/PERBANDINGAN-TATABAHASA-BAHASA-MELAYU
http://anaksastra.blogspot.com/

*isi berisi misteri#

Dentingan melody hujan mencumbu
telinga mengghmbuskan hawa menusuk sumsum tulang dingin meraba menjamah jasad yg hampa
apakah kau tdk mengerti? tak kan kubiarkan jasad ini jd onggokan tak berarti. smua ini menyimpan ribuan misteri

 

oleh Putro Dwi Cahyo pada 28 Juni 2011 pukul 18:38

By ikhwanmta Dikirimkan di puisi

Asholatukhoirumminannaum

Beku merajam sumsum tulang
persendian otot anatomi
kaku linu sembari membisu melihat bintang berlalu
hilang brsama senandung merdu mencumbu
telinga mayat-mayat diatas tandu berselimut
melody merdu panggilan kekasih bertarung dngan nafsu air
wudlu menunggu malu akankah dituju sang pemilik nafsu
panggilan kekasihmu telah berlalu beriringan
dngan kilau keemasan masa depanmu
akankah kau tetap di tandumu tanpa menghiraukan suara
asholatukhoirumminannaum

 

 

oleh Putro Dwi Cahyo pada 19 Juni 2011 pukul 5:37

By ikhwanmta Dikirimkan di puisi

Sesuatu

Aku ini serdadu yg ga punya malu.
Kau boleh membunuhku tapi ku tak akan membunuh cintaku
kau boleh menghnaku tp ku tak akan menghna cntaku
kau boleh membuangku tp ku tak akan membuang cntaku
kau boleh menghancurkan ku tp ku tak akan menghancurkan cntaku
kau boleh menggantungku tp ku tak akan menggantungkan cntaku
kau boleh membkar ku tp ku tak akan membkar cntaku
kau boleh membuangku tp ku tak akan membuang cntaku

smua yg kau lakukan tak akan mengubah apa pun
hanya wktu yang mampu

 

oleh Putro Dwi Cahyo pada 1 November 2011 pukul 19:58

By ikhwanmta Dikirimkan di puisi